Perhitungan Jumlah Mikroba
Apa yang dimaksud dengan Enumerasi ?
Enumerasi mikroba adalah teknik perhitungan jumlah mikroba dalam
suatu media tanpa mengidentifikasi jenis mikroba (bakteri, jamur, yeast). Teknik enumerasi mikroba ada dua yakni metode
enumerasi mikroba secara langsung dan secara tidak langsung. Tujuan enumerasi adalah untuk mengetahui jumlah mikroba yang mungkin ada
pada suatu bahan untuk pengawasan mutu pangan. Penetapan jumlah bakteri dilakukan dengan
menghitung jumlah sel bakteri yang mampu membentuk koloni di dalam media biakan atau membentuk
suspensi dalam
larutan. Teknik enumerasi ada dua yaitu :
a. Enumerasi Secara Langsung
Enumerasi mikroorganisme secara langsung merupakan cara perhitungan terhadap total dari jumlah sel mikroba dalm suatu sampel baik sel mati ataupun sel hidup. Enumerasi secara langsung dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode perhitungan dengan kamar hitung (Counting chamber),mikroskopis dan filter membran. Ruangan hitung (Counting chamber) adalah metode pengamatan langsung dengan kaca objek atau metode hitung dengan menggunakan haemocytometer. Mikroskopis adalah metode perhitungan mikroba dengan menggunakan mikroskop. Filter membran adalah perhitungan dengan menggunakan filter membran dengan menghitung jumlah sel rata-rata tiap kesatuan luas pada filter membran dapat dihitung jumlah sel dari volume suspensi yang disaring. Kelebihan metode ini adalah dapat menghitung jumlah mikroorganisme lebih cepat sedangkan kekurangan dari metode ini adalah mikroba yang mati dianggap seperti mikroba yang hidup, mikroba yang motil sulit dihitung dengan pasti, dan mikroba yang sedang dihitung perlu mencapai jumlah konsentrasi yang memadai untuk dihitung.
b. Enumerasi Secara Tidak Langsung
Enumerasi secara tidak
langsung merupakan perhitungan hanya
kepada mikroba yang masih hidup sehingga hasilnya lebih akurat, memiliki metode yang dapat dilakukan antara
lain dengan metode turbidometer, Total Plate Count (TPC) dan MPN method. Turbidometer
adalah perhitungan jumlah bakteri
berdasarkan kekeruhan dengan menggunakan alat
turbidometer. TPC adalah suatu metode untuk menghitung jumlah mikroba yang hidup disuatu medium pada media. Prinsip TPC adalah pertumbuhan mikroba yang membentuk
koloni dapat dianggap bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel. MPN method adalah metode dengan
melakukan pengenceran beberapa kali ulangan, secara matematik hasilnya
dapat untuk menentukan kemungkinan besar jumlah mikroba yang terdapat dalam
suspensi. Kelebihan dari metode ini adalah perhitungan hanya kepada
mikroba yang masih hidup sehingga hasilnya lebih akurat sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan waktu
inkubasi yang lama sehingga hasilnya tidak didapat dengan waktu yang cepat.
Metode Total
Plate Count (TPC)
Metode Total Plate Count (TPC) merupakan suatu metode untuk menghitung
jumlah mikroba yang hidup
disuatu medium pada media. TPC termasuk enumerasi secara tidak
langsung karena perhitungan
hanya kepada mikroba yang masih hidup, sehingga mikroba akan berkembang biak
dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata dan dihitung tanpa
menggunakan mikroskop. Prinsip
dari metode hitungan cawan atau Total
Plate Count (TPC) adalah menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup
pada media agar, sehingga mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk
koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan
mikroskop. Standard Plate Count
(SPC) merupakan suatu standar yang digunakan untuk melaporkan hasil analisis. Syarat–syarat SPC yaitu batasan mikroba yang memenuhi syarat 30≤ jumlah ≥300, dua koloni yang bertumpuk dihitung satu koloni,
beberapa koloni yang berhubungan dihitung satu koloni, dua koloni yang
berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni, koloni yang terlalu
besar atau lebih besar dari setengah cawan tidak dihitung, dan koloni yang
besarnya kurang dari setengah cawan dihitung satu koloni. Kelebihan dari metode
TPC yaitu dapat diketahui adanya
mikroba jenis lain yang terdapat pada media dan dapat
mengetahui jumlah mikroba yang dominan sedangkan kekurangan
dari metode TPC adalah tidak menunjukkan jumlah sel yang sesuai karena ada
beberapa sel yang berdekatan membentuk koloni dan menghasilkan jumlah yang
berbeda.
Cara Perhitungan Jumlah Mikroba
Cawan petri berisi inokulasi dibuat garis horizontal dan vertikal yang membagi cawan petri dengan menggunakan spidol. Kemudian dihitung jumlah mikroba yang mengacu pada standard plate count (SPC) yaitu 30≤ jumlah ≥300 koloni. Hasil jumlah koloni setiap kuadran percawan disubtitusikan ke rumus TPC dibawah ini untuk memudahkan hasil akhir perhitungan jumlah mikroba :
∑▒〖Sel=(∑▒〖 koloni〗)/cawan〗 x 1/fp x 1/(∑▒inokulum)
Keterangan:
∑▒sel : Jumlah sel (CFU/ml)
∑▒koloni : Jumlah koloni (CFU/ ml)
fp : Faktor pengenceran
∑▒inokulum : Jumlah inokulum
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi enumerasi ?
Faktor yang mempengaruhi enumerasi pada metode ini yaitu kontaminasi, suhu, pH, faktor pengenceran dan teknik perataan. Kontaminasi bisa memengaruhi jumlah perhitungan jika kontaminasi seolah – olah menyerupai koloni yang ditumbuhkan padahal sebenarnya bukan koloni yang ditumbuhkan tapi terhitung sehingga terjadi kesalahan perhitungan. Suhu mempengaruhi jumlah mikroba karena jika suhu pemeraman tidak sesuai dengan suhu optimum suatu mikroba maka mikroba tidak bisa hidup dengan baik, berdasarkan suhu minimum, optimum dan maksimumnya bakteri dapat digolongkan menjadi tiga yaitu termofilik jenis bakteri yang suhu optimum pertumbuhannya 45-60oC, jika spora bakteri tidak dapat bergerminasi dan tidak tumbuh di bawah suhu 50oC, bakteri tersebut disebut obligat termofil. Mesofilik jenis bakteri yang suhu optimum pertumbuhannya 30-37oC. Pisikofilik jenis bakteri yang suhu optimum pertumbuhannya 14-20oC, tetapi dapat tumbuh lambat pada suhu refrigerator (4oC). Suhu optimum khamir dan kapang 25–30oC. Nilai pH mempengaruhi jumlah mikroba karena jika pH yang didapat tidak sesuai maka mikroba tidak akan tumbuh dengan baik, Mikroorganisme juga memerlukan pH tertentu untuk pertumbuhannya, namun pada umumnya bakteri memiliki kisaran pH yang sempit, yaitu sekitar pH 6,5-7,5 atau pada pH netral, pH optimum pertumbuhan kapang yaitu 2-8 dan khamir yaitu 1,5-11. Faktor pengenceran, jika semakin tinggi tingkat pengenceran maka semakin sedikit mikroba yang tumbuh pada media, sedangkan semakin rendah tingkat pengencerannya maka semakin banyak mikroba yang tumbuh pada media sehingga nantinya tidak memenuhi syarat SPC yaitu 30≤ jumlah ≥300. Teknik perataan yang tidak merata akan menyebakan mikroba tidak bisa hidup atau tumbuh dengan baik sehingga akan memengaruhi jumlah perhitungan karena jumlah mikroba terlalu sedikit.
Apa itu TSUD (Terlalu Sedikit Untuk Dihitung) ?
Perhitungan mikroba mempunyai batasan yaitu 30≤ jumlah ≥300. Terlalu Sedikit Untuk Dihitung
(TSUD) merupakan jumlah terkecil dari
hasil koloni yang didapatkan yaitu <30 koloni yang ada pada media maka dari itu termasuk tidak memenuhi syarat yang ada. Jika jumlah koloni kurang dari 30 maka
akan terjadi kesalahan statistik dan kemungkinan munculnya kontaminan yang sangat tinggi dan dapat mempengaruhi produk pangan yang berarti tidak dapat dikonsumsi sedangkan pada hasil
perhitungan maka akan terjadi human error saat perhitungan. TSUD
terjadi karena disebabkan oleh pengenceran
yang besar yang menyebabkan mikroba menjadi satu koloni dan banyak media yang dipakai dan teknik perataan yang tidak merata akan menyebakan
mikroba tidak bisa hidup atau tumbuh dengan baik.
Apa itu TBUD (Terlalu Banyak Untuk Dihitung) ?
Batasan perhitungan mikroba yaitu 30≤ jumlah ≥300. Terlalu
Banyak Untuk Dihitung (TBUD) merupakan jumlah terbesar dari hasil koloni yang
didapatkan yaitu >300 koloni yang ada pada media sehingga masuk dalam syarat
perhitungan jumlah mikroba. TBUD terjadi karena disebabkan oleh sedikitnya
pengenceran sehingga jumlah mikroba banyak. Jika terjadi TBUD akan mengalami kerusakan dan human error saat perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta
Fardiaz, S. 2001. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Hadioetomo, R. 1990. Mikrobiologi Dasar-Dasar Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.
Pelczar, M. J, and E. C. S. Chan. 2008. Dasar - dasar mikrobiologi 2. Diterjemahkan oleh Hadioetomo RS, Imas T, Tjitrosomo SS, Angka SL. Universitas Hasanuddin. Jakarta
Volk. 1993. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta
Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. MM Press. Malang.
Yudhabuntara. 2010. Mikroba dalam bahan pangan. Universitas Djuanda. Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar