INOKULASI MIKROBA
Pembahasan kali ini adalah tentang apa itu inokulasi, apa-apa saja teknik dalam melakukan inokulasi dan cara melakukan inokulasi. Sebelum melakukan inokulasi sebaiknya menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu cawan
petri, tabung reaksi, hockey stick, tabung gas portable, bunsen, pipet volume,
bulb,timbangan analitik, laminar air flow, vortex,
erlenmeyer, sendok, inkubator dan rak tabung, aluminium
foil, alkohol 70 %, kapas, tissue roll, kertas HVS dan label.
Pengertian Inokulasi
Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian
yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan bakteri harus steril sebelum
digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak
mikroorganisme. Inokulasi berfungsi agar dapat diperoleh biakan mikroorganisme yang digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Tujuan dilakukannya inokulasi adalah untuk memurnikan, mengidentifikasi dan menyimpan mikroba. Prinsip utama menginokulasi mikroba pada media padat adalah menumbuhkan mikroba tersebut dan mengamati karakteristik morfologinya. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati
dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena
itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut
dengan teknik inokulasi biakan. Ada dua teknik yang digunakan untuk melakukan inokulasi yaitu :
a. Metode Pour Plate
Pour Plate adalah teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di
dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar yang masih cair dengan
stok kultur bakteri (agar) sehingga sel–sel tersebut tersebar merata dan
diam baik di permukaan agar atau di dalam agar. Kelebihan
metode ini adalah mikroba yang tumbuh tersebar merata pada seluruh media. Kelemahan metode ini adalah membutuhkan waktu
yang lama dan media yang banyak.
Cara melakukan inokulasi metode pour plate adalah Media
PCA dituang kedalam cawan petri sebanyak ¼ dari cawan petri kemudian didinginkan.
Suspensi 10-5 dituangkan kedalam cawan petri dan diratakan. Media
PCA di tuang sebanyak 2/4 kedalam cawan petri kemudian di dinginkan atau ditunggu
mengeras. Setelah itu cawan petri di bungkus kertas dan dilakukan inkubasi dengan
inkubator.
Gambar Metode Pour Plate
b. Metode Spread Plate
Pour Plate adalah teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di
dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar yang masih cair dengan
stok kultur bakteri (agar) sehingga sel–sel tersebut tersebar merata dan
diam baik di permukaan agar atau di dalam agar. Kelebihan
metode ini adalah mikroba yang tumbuh tersebar merata pada seluruh media. Kelemahan metode ini adalah membutuhkan waktu
yang lama dan media yang banyak.
Cara melakukan inokulasi metode spread plate adalah Media PCA dituang sebanyak 2/3 volume cawan petri.
Lalu suspensi mikroba 10-5 dipipet sebanyak 1 ml ke dalam cawan
petri. Kemudian diratakan dengan hockey
stick. Setelah itu diinkubasi dengan inkubator.
Gambar Metode Spread Plate
Inkubasi
Setelah melakukan inokulasi media di inkubasi didalam inkubator. Tujuan dari inkubasi adalah agar mikroba yang telah diinokulasi pada media mendapat suhu optimum untuk tumbuh dengan baik sehingga nantinya didapatkan mikroba yang diinginkan. Alat yang digunakan pada saat inkubasi yaitu inkubator dengan mengatur suhu selama 7x24 jam. Suhu optimum pada mikroba yang terdapat di pisang yaitu 27–30o C.
Pembuatan Larutan Fisiologis
NaCl ditimbang sebanyak 6,379 gram dengan timbangan
analitik. Setelah itu NaCl dimasukkan erlenmeyer dan masukkan aquades sebanyak 750 ml. Kemudian dihomogenkan dan
dipanaskan dengan hotplate.
Lalu disterilkan dengan autoclave yang bertekanan 1 atm, menggunakan suhu 121˚C, dan waktu yang dibutuhkan
selama ± 15 menit.
Pengenceran Bertingkat
Siapkan
larutan fisiologis, lalu ambil menggunakan pipet sebanyak 9 ml di dalam masing–masing tabung reaksi, kemudian masukkan
bahan. Setelah itu timbang bahan sebanyak 1 gram atau 1 ml. Masukkan bahan kedalam
tabung reaksi yang sudah ada larutan fisiologis, lalu dihomogenkan dengan vortex. Setelah itu diambil menggunakan pipet sebanyak 1 ml dari setiap tabung reaksi,
kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi yang kedua. Prosedur diulang sampai pengenceran
10-5
DAFTAR
PUSTAKA
Dwijosaputro.
1998. Dasar - dasar Mikrobiologi. Djambatan : Malang.
Fardiaz, S., 2001. Mikrobiologi Pangan
I. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Hadioetomo.
1990. Mikrobiologi
Dasar Dalam Praktek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Pelczar. J. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia.
Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang
: MM Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar